Berita Kabupaten
Kerajinan Bulu Mata Watumalang Diminati Perusahaan Korea
Wonosobo/ Rabu/14 September 2011
Wonosobo/ Rabu/14 September 2011
WONOSOBO – Kerajinan bulu mata buatan warga Desa Wonoroto Kecamatan Watumalang diminati perusahaan bulu mata Korea. Meski industri rumah tangga itu tergolong kecil, yakni hanya sekitar 15 perajin.
Penghasilan warga Wonoroto cukup terbantu. Kerajinan sambilan selain bertani ini digeluti warga sejak lima tahun terakhir.
Salah seorang perajin mengatakan, hasil produksi sehari setiap perajin biasanya sebanyak 20 pasang bulu mata. Setiap satu perajin menerima rata-rata penghasilan 125.000 per minggu.
Menurut dia, dalam satu bulan hasilnya dikumpulkan untuk menyekolahkan anak dan kebutuhan sehari-hari. Upah satu pasang bulu mata sebesar Rp 350 dan rata-rata untuk perajin yang sudah ahli mampu merangkai bulu mata hanya dalam waktu 15 menit per pasang.
Perajin lain mengatakan, hasil daripada bulu mata sangat membantu mengurangi beban biaya hidup. Menurutnya menjadi buruh tani di musim kemarau seperti sekarang ini tidak bisa diandalkan.
“Meski bekerja sambilan namun kerajinan ini mampu menopang biaya hidup,” jelasnya.
Dia mengaku memiliki bekal kerajinan tersebut melalui sebuah pelatihan kemudian dipraktekkan secara autodidak dirumah. Dia juga mengajari anak-anaknya supaya memiliki keterampilan merangkai bulu mata.
Pemasok hasil kerajinan bulu mata, Istoni mengemukakan pengiriman bulu mata dilakukan selama 2 minggu sekali. Pengiriman sebanyak 2.500 pasang bulu mata melalui perusahaan Korea yang berada di Kabupaten Purbalingga.
“Kerajinan bulu mata disini diminati pabrik yang dikirim ke Korea,” katanya.
Hasil kerajinan warga Kecamatan Watumalang diminati karena tergolong rapi dan teliti. Warga yang rata-rata dari kalangan perempuan paruh baya tersebut sehari-hari bekerja selama delapan jam.
Ada dua jenis bahan baku yang dirangkai menjadi bulu mata yakni rambut asli dan rambut plastic. Untuk bahan baku sebagian dikumpulkan sejumlah warga dari desa sekitar.
(Sumber: Suara Merdeka)
Penghasilan warga Wonoroto cukup terbantu. Kerajinan sambilan selain bertani ini digeluti warga sejak lima tahun terakhir.
Salah seorang perajin mengatakan, hasil produksi sehari setiap perajin biasanya sebanyak 20 pasang bulu mata. Setiap satu perajin menerima rata-rata penghasilan 125.000 per minggu.
Menurut dia, dalam satu bulan hasilnya dikumpulkan untuk menyekolahkan anak dan kebutuhan sehari-hari. Upah satu pasang bulu mata sebesar Rp 350 dan rata-rata untuk perajin yang sudah ahli mampu merangkai bulu mata hanya dalam waktu 15 menit per pasang.
Perajin lain mengatakan, hasil daripada bulu mata sangat membantu mengurangi beban biaya hidup. Menurutnya menjadi buruh tani di musim kemarau seperti sekarang ini tidak bisa diandalkan.
“Meski bekerja sambilan namun kerajinan ini mampu menopang biaya hidup,” jelasnya.
Dia mengaku memiliki bekal kerajinan tersebut melalui sebuah pelatihan kemudian dipraktekkan secara autodidak dirumah. Dia juga mengajari anak-anaknya supaya memiliki keterampilan merangkai bulu mata.
Pemasok hasil kerajinan bulu mata, Istoni mengemukakan pengiriman bulu mata dilakukan selama 2 minggu sekali. Pengiriman sebanyak 2.500 pasang bulu mata melalui perusahaan Korea yang berada di Kabupaten Purbalingga.
“Kerajinan bulu mata disini diminati pabrik yang dikirim ke Korea,” katanya.
Hasil kerajinan warga Kecamatan Watumalang diminati karena tergolong rapi dan teliti. Warga yang rata-rata dari kalangan perempuan paruh baya tersebut sehari-hari bekerja selama delapan jam.
Ada dua jenis bahan baku yang dirangkai menjadi bulu mata yakni rambut asli dan rambut plastic. Untuk bahan baku sebagian dikumpulkan sejumlah warga dari desa sekitar.
(Sumber: Suara Merdeka)
0 komentar:
Posting Komentar