Manfaatkan Serpihan Kulit Telur Menjadi Kerajinan Unik | Views :930 Times |
Rabu, 06 Juli 2011 09:47 |
Kulit telur? Semua orang pasti menganggapnya sebagai sampah yang tak berguna. Tapi jangan salah. Di tangan Teguh Joko Dwiyono, limbah telur itu bisa disulap menjadi kerajinan tangan yang memukau, laku di pasaran internasional dan diakui MURI. Umumnya, ketika orang menggoreng telur, kulitnya akan langsung dibuang ke tempat sampah. Tapi tidak demikian dengan Dwiyono, demikian ia kerap disapa. Pria setengah baya ini justru akan menyimpannya sebagai benda berharga senilai jutaan rupiah. Jika keluarganya sedang tak mengkonsumsi telur, ia akan mencari dan bahkan rela mengeluarkan uang untuk membelinya dari tetangga, penjual nasi goreng sampai pedagang martabak telur dengan kisaran harga Rp10.000 per kg. Bagi Dwiyono, kulit telur bernilai tinggi. Pendapatan kesehariannya saat ini bisa dibilang tergantung dari kulit telur. Itu karena Dwiyono piawai mengkolaborasikan darah seninya dengan kreatifitas serta ketrampilan. Melalui keluwesan tangannya dalam mengolah limbah kulit telur, Dwiyono mampu menciptakan karya seni berharga jutaan rupiah dan mengembangkannya menjadi bisnis berprospek cerah. Pasangan Dwiyono dan Eriyanti pada awalnya hanya menganggap mengolah kerajinan dari kulit telur itu sebagai penyaluran hobi. Maklum saja, darah seni lelaki kelahiran Magetan, Jawa Timur, 12 Januari 1955 ini begitu kental. Meski bekerja sebagai konsultan interior di sebuah perusahaan kontraktor namun di kalangan orang terdekatnya, ia dikenal sebagai pelukis berkarya apik. Krisis moneter tahun 1997 mengubah jalan hidupnya. Perusahaan tempat bekerjanya bangkrut. Dwiyono yang lulusan teknik sipil dari universitas swasta di Yogyakarta terpaksa banting setir. Didampingi kesetiaan serta dorongan mental dari sang istri, Dwiyono lalu memutuskan untuk menggarap hobi membuat kerajinan dari kulit telur dengan lebih serius dan menjadikannya sebagai sumber pencaharian. Bisnis seni dari kulit telur atau art of egg shell bermula ketika sang istri, Eriyanti, sedang menggoreng telur di dapur. Kulit telur yang dipecahnya berceceran di lantai dapur dan secara tak sengaja diinjak oleh Dwiyono. Setengah terkejut, Dwiyono memperhatikan buah ulahnya tersebut dan secara tiba-tiba tergagas sebuah ide menarik untuk membuat sebuah kreasi seni rupa berbahan dasar kulit telur. Iseng-iseng Dwiyono pun mulai berkreasi. Butuh waktu 3 tahun bagi Dwiyono untuk menjajal ramuan yang pas bagi hasil karyanya. Ternyata waktu yang dihabiskannya itu tak sia-sia. Ia sukses mengolah serpihan kulit telur menjadi kerajinan yang terbilang langka itu sebagai penghias vas, piring, lampu, kursi, meja dan lukisan. Buah keserius menuai hasil sepadan. Dwiyono ambil bagian dalam pameran untuk pertama kalinya pada ajang pameran yang digelar di Pasar Festival, Jakarta Selatan, tahun 1998. Beranjak dari pameran tersebut, Dwiyono pun mulai menerima order dari Selandia Baru, Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa. Dwiyono mengungkapkan, pesanannya itu dalam skala besar, ada yang mencapai 7 kontainer per bulannya dengan bandrol harga puluhan ribu sampai puluhan jutaan rupiah. Dwiyono memang patut berbangga. Hobi sekaligus jerih payahnya diakui pasar internasional sebagai kreasi ramah lingkungan yang unik. Kreasi telur Dwiyono sudah memeroleh hak paten dari Departemen Hukum dan HAM dan Dwiyono pun diakui Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Pelopor Seni Lukis dari Kulit Telur Pertama di Indonesia pada tahun 2005. Di tengah-tengah kesibukannya merancang desain kerajinan kulit telur, Dwiyono menyempatkan diri membagi ilmunya secara gratis kepada ratusan remaja putus sekolah di wilayah Jakarta, Bekasi, Bali dan Lombok. Ia ingin mentransfer pengalaman dan wawasan membuka usaha serta teknik pemasaran produk yang efektif agar para generasi bangsa yang kurang beruntung itu bisa turut menyemarakkan dunia usaha kecil dan menengah Indonesia dan mengubah nasib hidup serta bangsanya. Selaini terus berkarya ia masih menyimpan satu obsesinya terbesarnya yang belum terwujud saat ini yakni membuat rumah dengan hiasan kulit telur. (*/dari berbagai sumber) |
0 komentar:
Posting Komentar