Senin, 11 Juni 2012

Kerajinan perca asal Awiligar Bandung


Kerajinan perca asal Awiligar Bandung sudah melanglang buana lho!

BANDUNG (bisnis-jabar.com) : Kain perca dapat dimanfaatkan untuk menciptakan berbagai produk. Salah satu orang yang terinspirasi untuk memproduksi barang dari kain perca adalah Tina Agustina.
Lewat brand Perca Perca, Tina memberikan berbagai pilihan barang unik sekaligus limited edition yang terbuat dari kain perca.
Pada 2009 lalu, Tina memulai usaha dengan mengikuti sebuah pameran craft (kerajinan), dia melihat salah satu peserta pameran menjual barang-barang dari kain perca yang berasal dari Solo.
“Peminat kerajinan tersebut banyak sekali. Hanya sayang kualitas dan desainnya tidak seperti yang diharapkan, “ ujar Tina.
Tina terpikir untuk mengeksplorasi produk tersebut dengan sentuhan yang sedikit berbeda, yakni kualitas jahitan dan desain serta diferensiasi produk yang cukup banyak.
Untuk bahan baku, kain perca batik didapatkan dari Solo dan Yogyakarta. Sedangkan untuk kain selain batik didapatkan dari Bandung dan sekitarnya.
Perca Perca mengeluarkan beragam  produk. Harganya mulai  Rp35.000 hingga jutaan rupiah. Produknya a.l. bed cover, bed runner, table runner, taplak kulkas, tutup galon, sarung bantal lantai, sejadah, tempat tissue, softcase laptop, dompet kosmetik, tas kulit combine perca, dan tas imitasi combine perca.
Produk lainnya adalah 1 set chusion (sarung bantal kursi + taplak panjang) dan 1 set placemate (alas piring).
“Produk kami limited edition dan desainnya eksklusif, karena terbuat dari kain perca yang jumlahnya terbatas, “ tuturnya.
Tina memberdayakan perempuan dari masyarakat sekitar tempat tinggalnya, daerah Awiligar, Bandung, untuk mengerjakan produk Perca Perca. Hasilnya, produk tersebut sudah menarik pembeli dari Jawa, Sumatra, dan Kalimantan.
“Kalau pameran, orang Eropa dan Jepang juga selalu membeli produk perca kami, “ kata Tina.
Melihat produk Perca Perca cukup unik dan berbeda dengan yang lain, banyak orang yang ingin belajar membuat produk dari perca.  Namun sejauh ini belum terfasilitasi pelatihan karena keterbatasan tenaga kerja.
“Tidak mudah untuk mencari tenaga kerja yang terampil dan menyukai kerajinan perca ini, serta menyesuaikan desain dengan ketersediaan kain perca,” katanya.(k60/yri)

0 komentar:

Posting Komentar

 

kerajinan di nusantara Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting