Rabu, 07 Maret 2012

Kerajinan Batok Kelapa Cumplung Aji Kualitas Ekspor



Kerajinan Batok Kelapa Cumplung Aji Kualitas Ekspor

Cumplung Aji 200x154 Kerajinan Batok Kelapa Cumplung Aji Kualitas EksporKeinginan kuat untuk mandiri, memotivasi Subkhan Nurtaufiq (41) menekuni dunia wirausaha dibandingkan harus menjadi pekerja (buruh) seperti kebanyakan pemuda lain di kampungnya. Dengan modal ‘nekat’, Nurtaufiq yang baru lulus dari sekolah menengah kala itu memberanikan diri mengkreasi limbah kelapa (batok) menjadi produk kerajinan yang unik. Cibiran yang datang dari masyarakat sekitar terkait pilihan hidupnya itu justru makin membulatkan tekad Nurtaufiq muda untuk membuktikan diri bahwa batok bisa mengantarkannya menjadi pengusaha sukses.
Tahun 1992 menjadi titik awal bagi Nurtaufiq memperoleh ilham membuat kreasi dari batok kelapa. “Ketika itu saya jalan-jalan di Malioboro, di situ saya mengamati banyak kreasi kerajinan sederhana yang laku (laris), dimana salah satunya adalah gantungan kunci dari batok kelapa, kemudian saya bertekad bahwa saya juga harus bisa membuatnya,” jelas Nurtaufiq kepada tim liputan bisnisUKM, Jumat (3/3). Berbekal peralatan seadanya, Nurtaufiq kemudian memulai membuat aneka jenis gantungan kunci dari batok kelapa di rumahnya Santan Guwosari Pajangan Bantul. ‘Cumplung Aji’ menjadi pilihan nama usaha yang dipilih Nurtaufiq dalam memasarkan produk kreasinya itu.
gantungan kunci batok 200x155 Kerajinan Batok Kelapa Cumplung Aji Kualitas EksporBeragam kreasi gantungan kunci itu dipasarkannya di Malioboro. Namun, hasil kerja kerasnya kala itu ternyata tidak sebanding dengan kenyataan yang diperolehnya di lapangan. “Saya menjualnya dengan harga Rp.500,00/pcs, namun hanya ditawar Rp.300,00/pcs oleh pembeli, kondisi demikian terjadi sekitar tahun 1992 sampai dengan 1994” keluhnya. Situasi tersebut lantas membuat Nurtaufiq berfikir keras bagaimana memperoleh pasar yang lebih baik. Alhasil, berbekal informasi yang ada, dirinya mulai rajin ikut serta dalam beberapa pameran yang diselenggarakan skala lokal maupun nasional. Dari situlah, produk kreasinya mulai dilirik konsumen (buyers) dari pasar nasional dan mancanegara.
Puncaknya, pada tahun 1996 Nurtaufiq memperoleh pesanan dari Canada berupa alat musik maracas sebanyak 700 pcs, seharga Rp.8.000,00/ pcs. “Itu terjadi ketika saya mengikuti pameran di salah satu hotel di Jogja, dari situlah saya berfikir untuk merubah orientasi pasar saya ke pasar ekspor dimana mereka lebih menghargai kreasi seperti ini (kerajinan batok) dibandingkan pasaran lokal yang saat itu persaingannya tidak sehat,” ujar alumni jurusan peternakan Unwama Jogja tersebut. Sejak itulah, Cumplung Aji melayani 75% pasaran ekspor, sementara untuk pasaran lokal hanya 25%.
Peralatan Makan 200x159 Kerajinan Batok Kelapa Cumplung Aji Kualitas Ekspor
Permintaan yang semakin tinggi membuat Nurtaufiq mulai berfikir untuk merekrut karyawan dalam jumlah besar. “Saat itu ada 8 orang tenaga produksi awal yang bekerja dengan saya, dan saya sebut mereka sebagai karyawan inti, karena ketika ada pesanan dalam jumlah besar, tenaga saya bisa sampai 50’an orang, dengan sistem borongan,” jelasnya. Selain gantungan kunci yang menjadi ‘cikal bakal’ lahirnya Cumplung Aji, saat ini tidak kurang terdapat 200’an jenis kreasi produk yang mereka produksi, dimana semuanya berbahan dasar batok kelapa. Beberapa diantaranya sendok, garpu, piring, gelas, teko, mangkok, hiasan dinding, sumpit, dll.g baru lulus dari sekolah menengah kala itu memberanikan diri mengkreasi limbah kelapa (batok) menjadi produk kerajinan yang unik. Cibiran yang datang dari masyarakat sekitar terkait pilihan hidupnya itu justru makin membulatkan tekad Nurtaufiq muda untuk membuktikan diri bahwa batok bisa mengantarkannya menjadi pengusaha sukses.
tim bisnis ukm

0 komentar:

Posting Komentar

 

kerajinan di nusantara Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting